Dr. KH. M. Afifuddin Dimyathi Kupas Tafsir Kontekstual di Tengah Derasnya Narasi Ekstremisme

Kediri, 24 September 2025

IAI Badrus Sholeh menggelar Studium Generale dengan menghadirkan Dr. KH. M. Afifuddin Dimyathi, Lc., M.A, seorang ulama sekaligus akademisi yang dikenal luas dalam bidang tafsir dan kajian Al-Qur’an. Dalam pemaparannya yang berjudul “Reformulasi Durûs al-Qur’ân: Tafsir Kontekstual di Tengah Derasnya Narasi Ekstremisme”, beliau menegaskan pentingnya membaca Al-Qur’an dengan pendekatan kontekstual agar petunjuk-petunjuknya senantiasa relevan menjawab tantangan zaman.

Gus Awis (panggilan akrabnya) menjelaskan bahwa Durûs al-Qur’ân adalah pelajaran-pelajaran yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an berupa petunjuk, hukum, isyarat, dan arahan yang mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Untuk itu, ada enam hal penting yang harus diperhatikan dalam menyimpulkan makna dari Al-Qur’an, yakni menyimpulkan hukum dan pelajaran dari lafadz ayat serta gaya bahasanya, menimbang hukum-hukum syar’i yang terkandung, memahami ayat melalui asbâbun nuzûl (sebab turunnya ayat), memperhatikan keterkaitan antar ayat, menggali konsep-konsep universal dalam ayat, dan mengaitkan ayat dengan realitas sosial kekinian.

Beliau menekankan bahwa narasi ekstremisme seringkali lahir dari pembacaan ayat yang terlepas dari konteksnya. Oleh sebab itu, tafsir kontekstual menjadi jalan untuk menghadirkan pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin, inklusif, dan relevan dengan kehidupan sosial.

“Al-Qur’an adalah kitab yang relevan sepanjang zaman. Agar umat Islam tidak terjebak pada sikap ekstrem, maka kita perlu menggali pelajaran dari ayat-ayat dengan mempertimbangkan konteks sosial, sejarah, dan kebutuhan kemanusiaan,” jelas Gus Awis.

Studium Generale ini diikuti oleh civitas akademika, dosen, dan mahasiswa IAI Badrus Sholeh dengan antusiasme tinggi. Acara ini diharapkan menjadi bekal intelektual dan spiritual bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan modern, khususnya di tengah derasnya arus ideologi ekstrem yang kerap membelokkan pemahaman agama.

Leave a Reply