Memperkokoh Pilar Kemanusiaan: Dosen IAI Badrus Sholeh Membawa Visi Etika Islam dalam Panel Session Simposium Nasional UIN Syekh Wasil Kediri

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025, Fakultas Tarbiyah UIN Syekh Wasil Kediri menyelenggarakan Simposium Nasional  dengan tema besar “Pesantren dan Masa Depan Kemanusiaan: Sinergi Etika, Cinta, Pendidikan Islam, dan Keseimbangan Alam di Era Artificial Intelligence.”* Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 25 Oktober 2025, bertempat di  Aula Gedung M Fakultas Tarbiyah UIN Syekh Wasil Kediri.  Acara dimulai pukul  07.00 pagi dengan sesi simposium yang menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidang pendidikan Islam dan etika kemanusiaan. Di antara para pembicara adalah Dr. KH. Musta’in Sy, M.Ag., Prof. Dr. H. Abdul Malik K. A., M.Pd., Prof. Dr. H. Wachidul Anam, M.Ag., Ahmad Sholihuddin, M.Pd., serta Prof. Dr. Hj. Munifah, M.Pd. Seluruh rangkaian sesi utama ini dipandu oleh moderator Abd. Fakhor, M.Pd.I., yang dengan piawai mengarahkan jalannya diskusi agar tetap dinamis dan inspiratif.  

Selama simposium berlangsung hingga pukul  12.30 WIB, suasana akademik terasa sangat hidup. Para narasumber membahas berbagai dimensi hubungan antara pesantren, etika, dan teknologi kecerdasan buatan. Tema yang diangkat menyoroti bagaimana nilai-nilai cinta, spiritualitas, dan pendidikan Islam dapat berperan sebagai penyeimbang di tengah percepatan revolusi digital dan tantangan kemanusiaan global.  Usai sesi utama, pada pukul  13.00 WIB  kegiatan dilanjutkan dengan  Panel Session  yang diikuti oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan Islam dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, baik secara offline maupun online. Sesi ini menjadi ajang berbagi hasil riset dan pemikiran inovatif seputar peran pesantren dalam menghadapi era kecerdasan buatan.  

Dosen dari Institut Agama Islam Badrus Sholeh Kediri (IAIBA) juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan bergengsi ini. Nurul Fitria Aprilia, M.Pd.  mempresentasikan penelitian berjudul “Peran Pesantren dalam Menghadapi Krisis Etika Global: Revitalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islami di Era Modern,” yang menyoroti pentingnya pesantren sebagai benteng moralitas di tengah arus modernisasi. Sementara itu, Alfet Robi Nur Muhammad, M.Ag. menyampaikan hasil penelitiannya berjudul “Peran Pesantren Salaf dalam Menjawab Krisis Etika Global di Era AI,”  yang menekankan kontribusi pesantren tradisional dalam menanamkan nilai etika di tengah kemajuan teknologi.  

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang ilmiah, tetapi juga momentum reflektif bagi seluruh peserta untuk meneguhkan kembali peran pesantren sebagai penjaga nilai kemanusiaan universal. Melalui sinergi antara  etika, cinta, pendidikan Islam, dan keseimbangan alam, diharapkan lahir pemikiran dan langkah nyata dalam membangun masa depan kemanusiaan yang beradab di tengah dominasi kecerdasan buatan.  

Leave a Reply